KUMPULAN BENCANA ALAM

Selasa, 03 September 2013

GUNUNG API

Gunung Api Rokatenda di Pulau Palue Nusa Tenggara Timur Meletus Dahsyat Hari Ini Posted on August 10, 2013 | 1 Comment Letusan Gunung Api Rokatenda di Pulau Palue, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) kali ini paling dahsyat ketimbang letusan-letusan sebelumnya. Sejak meletus lagi pada Sabtu (10/8/2013) sekitar pukul 04.27 WITA, hingga saat ini Gunung Api Rokatenda masih menunjukkan aktivitasnya mengeluarkan material vulkanik. “Kita dapat informasi dari Pos Pemantau Gunung Api Rokatenda, bahwa letusan kali ini sangat kuat dibandingkan dengan letusan sebelumnya,” ungkap Sekretaris Camat Palue, Marten Adji. Dihubungi terpisah, Kepala Pos Pemantau Gunung Api Rokatenda di Ropa, Frans Wangge menjelaskan, letusan yang terjadi pagi ini cukup kuat. Letusan yang terjadi dengan Kekuatan letusan 10-40 amplitudo dan lama letusan 420 detik. Menurut Wangge, Letusan ini mengakibatkan awan panas dan mengeluarkan lahar panas. Wangge minta masyarakat jangan mendekati gunung tersebut. Selain menyeburkan awan panas, Gunung Rokatenda juga memuntahkan lahar panas yang mengalir dari Woje Wubi sampai ke Pantai Punge di Desa Rokirole. Lahar panas inilah yang menyebabkan lima orang meninggal dunia. Dari lima korban yang hilang, tiga di antaranya telah ditemukan, sedangkan dua lainnya belum ditemukan karena upaya pencaharian terkendala dengan lahar panas. Warga yang menjadi korban meninggal saat itu tengah berada di pantai untuk mau mencari ikan. Selain itu, suhu panas menyebabkan tanaman di hutan maupun lahan masyarakat terbakar mulai dari pantai sampai ke kampung. Pemerintah saat ini minta masyarakat supaya mengamankan diri tidak melewati jalan raya tapi turun ke pantai. Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera yang dihubungi ke ponselnya, mengatakan, pihaknya saat ini tengah menyiapkan diri untuk turun ke Palue melihat langsung masyarakat dan untuk melakukan kegiatan evakuasi. Menurut Ansar, dirinya ke sana bersama pihak TNI/Polri dan Basarnas serta unsur pemerintah lainnya. “Tentu harus evakuasi. Nanti saya tiba di Palue saya melihat kondisi dari dekat baru ambil langkah berikutnya,”ungkap Ansar. Bupati Ansar didampinggi Dandim, Danlanal, pejabat Polres, mantan Wabup Wera Damianus berangkat ke Palue dengan menggunakan dua speed boat milik Basarnas dan DKP Sikka dari pelabuhan Wuring, Maumere. Enam orang dipastikan tewas tersapu awan panas akibat letusan Gunung Berapi Rokatenda di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (10/8/2013) pagi. Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya sore ini. Sutopo mengatakan, hingga saat ini, pencarian, penyelamatan dan pemindahan korban masih terus dilakukan. Hingga sore ini, data sementara korban tewas berjumlah enam orang, empat orang telah ditemukan dan dua lainnya masih hilang. Data korban meninggal akibat terkena awan panas, yaitu: 1. Aloysius Lala, 65 tahun 2. Wea Lala, 58 tahun 3. Petrus Ware, 69 tahun 4. Aluysius Korban yang belum ditemukan adalah: 1.Lengga, 5 tahun 2. Pio, 7 tahun Mereka tersapu awan panas pada saat masih tertidur di Pantai Punge, Desa Rokirole. Sementara, terkait jumlah pengungsi, hingga kini masih dilakukan pendataan. Menurut Sutopo BNPB telah melakukan koordinasi dengan BPBD untuk penanganan darurat. Tim Reaksi Cepat BNPB telah berangkat tadi siang untuk memberikan pendampingan dalam penanganan darurat Rokatenda. Lebih dari 3.000 warga lima desa di Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, yang berada di sekitar zona merah kawasan guung berapi Rokatenda, dipindahkan ke Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka. Warga dipindahkan, setelah Gunung Rokatenda meletus dan memuntahkan lahar panas, Sabtu (10/8/2013) dinihari sekitar pukul 4.27 Wita. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) NTT, Tini Tadeus, kepada Kompas.com, mengatakan, lima desa yang berada di kawasan zona merah yakni Desa Rokirole, Lidi, Nitunglea, Ladolaka dan Tuanggeo. “Kini warga sudah berada di dua tempat yakni di Maurole dan Maumere ibukota Kabupaten Sikka,” kata Tadeus. Menurut Tadeus, letusan Gunung Rokatenda kali ini lebih dasyat dari letusan pada 2 Februari 2013 lalu, di mana saat itu Gunung Rokatenda sempat mengeluarkan letusan dan membuat jalur menuju dua desa terputus. Akibatnya, sekira 2.000 warga di Desa Lidi dan Desa Nitunglea terisolasi. “Sebelumnya buangan lahar gunung Rokatenda ke arah selatan menuju ke Desa Nitunglea, namun hari ini laharnya pindah haluan ke arah utara yakni ke Desa Rokirole, karena posisi kawah gunung itu sewaktu-waktu bisa pindah,” kata Tadeus. “Rokatenda itu adalah pulau gunung yang konstruksinya bukan seperti gunung-gunung yang lain di Pulau Flores, sebab konstruksinya itu dari batu-batu yang bisa mudah pindah titik meletusnya,” kata Tadeus. Lima orang warga Desa Rokirole, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang tewas terkena lahar panas, Gunung Rokatenda, Sabtu (10/8/2013), dinihari diketahui menolak dievakuasi. “Tiga orang tua yang meninggal itu, ibaratnya Mbah Marijan di Gunung Merapi. Mereka bertiga tidak mau keluar dari Gunung Rokatenda, meskipun sudah diberitahu oleh pihak pemerintah setempat,” ungkap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) NTT, Tini Tadeus, kepada Kompas.com, Sabtu Sore. ”Kepercayaan mereka di sana, kalau semua warga keluar dari zona merah itu maka, lahar akan merusak pemukiman mereka, sehingga ketiganya bertahan di sana bersama dua orang cucu mereka,” sambung Tadeus. Tadeus mengatakan, sebagian besar warga yang lain sudah mengungsi sehari sebelumnya. Sementara hanya beberapa warga saja yang tetap tinggal untuk menjaga kampung mereka, termasuk lima orang yang meninggal tersebut. Diberitakan sebelumnya, lima orang tewas itu berasal dari Desa Rokirole, masing masing Alosyus Lala (65), Wea Lala (56), Petrus Ware (69), serta dua orang bocah Lenga (5) dan Pio (7). Sementara itu, lebih dari 3.000 warga lima desa di Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, yang berada di sekitar zona merah kawasan Gunung Berapi Rokatenda, dipindahkan ke Maumere, Ibu Kota, Kabupaten Sikka. Letusan Gunung Berapi Rokatenda di Pulau Palue, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebabkan lima orang tewas tertimbun lahar, Sabtu (10/8/2013) sekitar pukul 4.27 Wita dinihari tadi. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) NTT, Tini Tadeus, mengatakan, lima orang tewas itu berasal dari Desa Rokirole, masing masing Alosyus Lala (65), Wea Lala (56), Petrus Ware (69), serta dua orang bocah Lenga (5) dan Pio (7). “Awalnya tiga orang tua yang ditemukan tewas dan dua bocah hilang, namun setelah beberapa jam kemudian akhirnya dua bocah itu ditemukan sudah dalam keadaan tewas dan direncanakan besok kelima jenazah itu akan dikuburkan,” kata Tadeus. Menurut Tadeus, kini pihaknya masih berkoordinasi dengan BNPB Kabupaten Sikka untuk melakukan evakuasi lanjjutan terhadap warga di jalur zona merah.




 Sumber : http://akuindonesiana.wordpress.com/2013/08/10/gunung-api-rokatenda-di-pulau-palue-nusa-tenggara-timur-meletus-dahsyat-hari-ini/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar