KUMPULAN BENCANA ALAM

Selasa, 03 September 2013

BANJIR MELANDA 4 KECAMATAN DI INDONESIA

Beberapa jalan poros desa di Kabupaten Tuban lumpuh akibat terendam banjir, pada Selasa 19 Februari 2013. Jalan desa yang terendam banjir itu, berada di Kecamatan Soko dan Rengel, berlokasi di pinggir Sungai Bengawan Solo. Akibatnya, sejumlah aktivitas antar-warga yang ada di desa-desa pinggir Bengawan Solo, jadi terganggu. Warga menggunakan transportasi berupa perahu tradisional dan perahu karet dari bantuan Pemerintah Kabupaten Tuban. Karena, ketinggian banjir mencapai 1 meter hingga 1,5 meter di perkampungan penduduk. Di Kecamatan Rengel, terdapat 14 desa dimana beberapa jalan desa terendam banjir mulai Senin 18 Februari dan puncaknya Selasa 19 Februari 2013 ini. Di antaranya Desa Ngadirejo, Kanorejo, Karangtinoto, Tambakrejo, Sumberejo, Punggulrejo dan di Desa Sawahan. Jalan antar-desa tersebut lumpuh karena terendam banjir sekitar satu hingga 1,5 meter. Kendaraan motor dan mobil, tidak berani lewat dan terpaksa hanya parkir di daerah aman di sekitar perkampungan. Puluhan warga yang ada di desa tersebut, terpaksa tidak bisa menjalankan aktivitasnya. Padahal, sebagian warga di desa-desa itu, bekerja sebagai pedagang yang menyuplai hasil bumi ke Pasar Rengel. Mulai dari kebutuhan sayur-mayur, buah, juga unggas. Jarak yang harus ditempuh desa-desa itu ke Pasar Rengel, sekitar empat hingga lima kilometer. “Ya, jalan desa terendam banjir,” ujar Amir warga Rengel, Tuban pada Tempo, Selasa 19 Februari 2013. Sementara itu, banjir juga melumpuhkan sejumlah jalan antar-desa yang berada di Kecamatan Soko, Tuban. Di antaranya di Desa Glagahsari dan Desa Sokosari yang rata-rata terendam banjir sekitar satu meter. Warga memilih mengungsi di sekitar areal sumur minyak yang berlokasi di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Tuban. Sejumlah pejabat Pemerintah Tuban, DPRD juga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), telah mengungjungi sejumlah desa yang terendam banjir. Mereka menggunakan perahu untuk masuk di 11 desa yang terendam banjir. Menurut Camat Rengel Tadjudin Tebyo, dari 14 desa di daerahnya, hanya tiga desa yang terbebas dari banjir. Yaitu Desa Rengel, Kebunagung dan Banjaragung. Selebihnya, sudha terendam banjir. Penyebabnya, sebagian besar di kecamatan ini, masuk daerah rendah yang kerap jadi langganan banjir tahunan. “Ya, jalur antar-desa lumpuh,” tegasnya pada Tempo, Selasa Februari 2013. Pihak Kecamatan Rengel telah mendistribusikan sejumlah bantuan. Mulai dari tempat pengungsian, bantuan perahu karet, juga makanan kebutuhan beberapa hari. Selain itu, tim dari BPBD juga standby di Kantor Camat Rengel, mengingat daerah ini paling parah warganya terendam banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Pemerintah Kabupaten Tuban secara resmi mengumumkan status waspada banjir. Menyusul empat kecamatan dan sekitar 47 desa terendam banjir akibat Bengawan Solo meluap. Status waspada banjir ini disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Senin 18 Februari 2013. Pemerintah juga meminta kewaspadaan bagi masyarakat di empat kecamatan itu, untuk mengikuti petunjuk praktis penanganan kebencanaan. “Status waspada sudah kita terapkan,” kata Kepala BPBD Tuban Joko Ludiono pada Tempo, Senin 18 Februari 2013. Pemerintah Tuban telah menyiapkan sebanyak 3.000 paket sembako untuk korban banjir. Selain itu, beberapa titik untuk dapur umum bagi pengungsi telah didirikan. Kecamatan yang terendam yaitu Kecamatan Soko. Di antaranya di Desa Menilo, Glagahsari, Simo, Pandan Wangi, Sandingrowo, Kenongosari, Mojoagung, Kendalrejo dan Desa Rahayu. Ketinggian air baru terus meningkat kini sudah lebih dari satu meter. Kecamatan yang mulai tergenang adalah Rengel, Plumpang dan Widang. BPBD Jawa Timur telah menggeser anggotanya ke beberapa Kecamatan di Tuban. Empat perahu bantuan yang diturunkan untuk membantu pengungsi banjir. Sementara itu, di Bojonegoro, puncak banjir juga mash terjadi di kecamatan yang berada di sebelah timur. Dampak dari banjir, ada 58 sarana pendidikan, yaitu 19 Taman Kanak-kanan, 29 Sekolah Dasar dan 20 Sekolah Menengah terendam banjir. Dinas Pendidikan Bojonegoro meminta para kepala sekolah untuk mengatur jadwal kegiatan belajar. Aspek keamanan bagi anak didik juga wajib dipertimbangkan. “Jika yang banjir dan berisiko, sekolah boleh meliburkan murid,” tegas Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro Khusnul Khuluq pada Tempo Senin 18 Februari 2013. Selain sarana pendidikan, juga ada tempat ibadah yang terendam banjir. Yaitu 23 Masjid dan 36 Mushola. Kemudian jalan poros kecamatan sepanjang 1116 meter jalan poros desa, sepanjang 824 meter terendam banjir. Juga ada 27 jembatan yang menghubungkan antara desa satu dan lainnya terendam. Sebagian besar, fasilitas umum yag terendam banjir berada di Kecamatan Trucuk, Kalitidu, Dander, Kanor, Kalitidu, Kasiman dan sebagian Malo. Luapan Sungai Bengawan Solo, Senin, 18 Februari 2013, melanda empat kecamatan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yakni Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, dan Widang. Bahkan puncak banjir diperkirakan terjadi Senin siang hingga malam ini. Juru bicara Pemerintah Kabupaten Tuban, Jony Martoyo, mengatakan telah mengumumkan status siaga III banjir Bengawan Solo. Warga pun diminta waspada. Apalagi banjir kali ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan awal Januari lalu. ”Instruksi sudah kita sebar ke empat kecamatan itu,” katanya kepada Tempo, Senin, 18 Februari 2013. Ketinggian air terus meningkat sejak Minggu malam, 17 Februari 2013. Di sejumlah desa di Kecamatan Soko, terutama yang berada di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo, mencapai sekitar satu meter. Kondisi diperparah karena tidak ada tanggul penahan air. Demikian juga di Kecamatan Rengel, ketinggian air sekitar 40 sentimeter. “Air mulai naik,” ujar Wadji, warga Desa Sawahan, Kecamatan Rengel, kepada Tempo, Senin, 13 Februari 2013. Sedangkan banjir yang melanda 11 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro sudah mulai surut. Di antaranya Kecamatan Kalitidu, Malo, Trucuk, Dander, dan sebagian Kecamatan Kota Bojonegoro. Namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro masih menetapkan status siaga III. Sebab, ketinggian permukaan air di papan pengukur di Karang Nongko menunjukkan angka 26,47 phielschaal dan di Kecamatan Kota Bojonegoro 15,09 phielschaal. ”Air masih tinggi,” ucap Wahyu, seorang sukarelawan penjaga dan pencatat banjir di Bojonegoro. Di kawasan sebelah timur Kota Bojonegoro, genangan air masih tinggi, seperti di Kecamatan Kanor, Sumberejo, Balen, dan Baureno, yang berbatasan dengan Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. Sebagian anggota tim BPBD Bojonegoro, BPBD Jawa Timur, serta TNI Angkatan Darat bergeser ke kawasan tersebut. Ada pula yang dikerahkan ke Kabupaten Tuba, namun sebagian besar tim masih berada di Kota Bojonegoro. Sebab, masih banyak pengungsi yang mendiami tenda darurat dan tempat penampungan, seperti di Balai Serbaguna Bojonegoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar